Melalui Jalur Pendidikan / Pengajaran
Para pedagang dari Timur Tengah mengemban misi penyebaran
agama Islam melalui pengajian, yaitu dengan membuka lembaga-lembaga pendidikan
keagamaan yang selanjutnya dinamakan lembaga pendidikan pesantren. Perkembangan
selanjutnya lembaga-lembaga pendidikan Islam atau organisasi keagamaan ini
banyak ditemui di tanah air, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah,
Persatuan Islam (Persis), Persatuan Umat Islam (PUI), dan Persatuan Tarbiyah
(Perti).
Melalui proses pengkaderan atau penggodokan itulah, muncul
para ulama-ulama yang ahli dalama bidang agama islam. Para ulama yang telah
memperoleh pendidikan tersebut, kemudian menyebarkan dan menjadi ujung tombak
dalam ikut menyebarkan agama Islam. Semua kalangan menjadi garapannya, mulai
kaum atas, hingga rakyat biasa.
Ajaran Nabi Muhammad SAW. Tentang “Sampaikanlah dariku walau hanya
satu ayat”, menjadi motivator para mubaligh Islam pada saat itu untuk semakin
bersemangat menyempaikan ajaran Islam. Disetiap kesempatan para mubaligh
menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar melalui pendidikan dan
pengajaran dengan menggunakan mushala, rumah salah seorang warga, bahkan tempat
terbuka seperti di bawah pohon rindang sebagai tempat untuk menyampaikan
dakwahnya.
Jalur ini ditempuh
melalui lembaga-lembaga seperti pesantren atau
pondok serta majelis-majelis taklim
yang diadakan oleh
para ulamadan guru-guru
agama. Para santri
(murid) yang sudah selesai
dari pesantren ini kemudian
kembali ke kampungnya
masing-masing untuk mendakwahkan
Islamsehingga Islam menyebar di berbagai penjuru desa.Model ini juga dilakukan
oleh para guru
tasauf (sufi). Dengan
disertai kemahiran dalam bidang magis (mistik), para sufi ini mudah
menyebarkan Islam dikalangan masyarakat. Inilah yang dilakukan misalnya oleh
Hamzah Fansuri di Acehdan Sunan Panggung
serta Syeikh Lemah
Abang di Jawa dalam
mendakwahkan Islam kepada para muridnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar